Pj Bupati OKU Teddy Meilwansyah dikabarkan maju di Pilkada Muara Enim. Majunya Teddy di Bumi Serasan Sekundang disebut tak lepas dari dukungan Partai Gerindra dan Demokrat, benarkah?
Isu majunya Teddy ini semakin kencang berhembus, seiring komunikasi politik yang dilakukannya dengan sejumlah petinggi partai. Informasinya, Teddy sudah membangun komunikasi dengan partai Gerindra dan Partai Demokrat, kendati belum ada pernyataan resmi terkait hal ini.
Tidak hanya dua partai tersebut, Teddy juga dikabarkan sudah mengantongi restu dari Partai Golkar, meskipun majunya Teddy di Muara Enim ini meleset jauh dari prediksi. Sebab selama ini, Teddy digadang bakal maju di daerah yang dipimpinnya, OKU.
Peluang bagi Teddy dengan kualitas dan kapasitas yang dimilikinya jelas terbuka lebar. Walaupun demikian, Teddy yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Sumsel itu harus bekerja keras di Muara Enim yang bukan merupakan basis wilayah atau daerah asalnya.
Seperti itu diungkapkan oleh pengamat politik Sumsel, Ade Indra Chaniago yang menilai bahwa persaingan dan biaya politik di OKU dan Muara Enim memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Pertarungan Teddy di Muara Enim, akan relatif lebih mudah.
"Banyak sejumlah tokoh di OKU yang memiliki peluang sama besar. Mereka putra daerah yang memiliki basis massa cukup kuat. Beda dengan Muara Enim yang saat ini tokoh yang muncul bukan berasal dari putra daerah," kata Ade saat dibincangi, Sabtu (20/7).
Ade menuturkan, langkah politik Teddy hampir sama dengan apa yang dilakukan Nasrun Umar saat bergeser dari Pilwako Kota Palembang menuju Muara Enim, terlepas dari konstelasi yang mengiringinya. Bergesernya Teddy ke Muara Enim, juga bisa menjadi akibat dari kegagalannya membangun kekuatan politik di OKU.
"Bisa jadi dia menghindar dari area pertarungan Pilkada di Kabupaten OKU karena peluang kalah lebih besar kalau dibandingkan dengan peluang untuk memenangkan kontestasi di Muara Enim pada Pilkada serentak yang akan digelar pada 27 November yang akan datang,” katanya.
Namun, Ade menilai hal itu tidaklah mudah karena beberapa persoalan. Pertama, soal waktu yang tersisa dan kedua soal kendaraan politik yang nyaris sudah terbagi. Akan berbeda hasilnya, jika Teddy benar-benar sudah mengantongi restu dari tiga partai besar seperti Gerindra, Golkar, termasuk Demokrat yang jadi pemenang di periode pemilihan sebelumnya di Muara Enim.
“Nah kalau ditanya soal peluang menang, saya rasa agak berat karena yang lain sudah mulai sementara Teddy baru akan memulai melakukan kerja-kerja politik, tentunya akan lebih berat lagi kalau masuknya Teddy ke Muara Enim disambut dengan berbagai isu yang diantaranya diantaranya isu putra daerah,” kata dosen Stisipol Chandradimuka Palembang ini.
Sementara itu, Direktur Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes), Bagindo Togar mengatakan, Teddy bisa menjadi kekuatan baru di pertarungan Pilkada Muara Enim, terlebih punya nilai jual bagi partai pendukung seperti Golkar dan Gerindra.
"Teddy memiliki keunggulan lebih ketimbang PJ Bupati lainnya macam HNU dan Ahmad Rizali. Teddy lulusan STPDN yang jaringannya sudah ada di Muara Enim. Selain itu, dia juga cukup berhasil menjaga kondusifitas Pilkada 2018 lalu saat menjabat," ucapnya.
Pengalamannya sebagai seorang birokrat juga cukup mentereng dengan berbagai jabatan yang pernah dipegangnya. "Dia juga memiliki kedekatan dengan Partai Golkar. Sehingga, jika maju di Pilkada Muara Enim, Teddy mampu berbicara banyak dengan sosok yang muncul belakangan ini," tandasnya. (ril)
0 Komentar