PRABUMULIH,- Walikota Prabumulih, Ir.H.Ridho Yahya.MM Apresiasi Kades Pangkul Lestarikan Kuda Lumping Budaya Jawa, sangat melekat di Dusun Pangkul Jawa kini telah menjadi Desa Persiapan Pangkul Jaya.
Memang Dusun Pangkul Jaya, dahulunya eks transmigrasi orang Jawa ke Sumatera. Salah satu budaya jawa dilestarikan yaitu kuda lumping.
“Saya memang bukan terlahir dari perut Jawa, tetapi saya mencintai kesenian Jawa,” ujar Kades Pangkul, Zakaria Yadi SH, rela jadi dalang dalam melestarikan kesenian budaya tradisi Jawa itu kepada awak media, Senin, (17/7/2023).
Ujar Jeck, sapaan akrabnya, pelestarian budaya Jawa ini, kesenian kuda lumping ini, salah satu program desa di selaraskan program Wako Prabumulih dalam pengentasan kemiskinan.
“Kesenian kuda lumping Paangkul, terkhusus Dusun 5 dan 6 Biasanya dikenal Pangkul Jawa, seiring waktu dan perjuangan serta doa kita. Semua, sekarang sudah menjadi Desa Persiapan Pangkul Jaya,” akunya.
Patut disyukiri, akunya saat ini Kesenian luda lumping ‘Krido Turonggo Muda’ berjaya Lagi. Sempat, hampir Mati Suri. “Ya, alhamdulilah saat ini sudah berjaya kembali, semangat baru dan support penuh Pemdes saat Ini,” tukasnya.
Kata Jaka, begitu tuhan memberikan mepercayaan melalui masyarakat, ia selaku Kades Pangkul bersemangat berjuang agar kesenian budaya Jawa ini akan tetap berkibar.
“Saya berharap di akhir masa jabatan Wako Prabumulih, kesenian khas Jawa ini bisa tampil apalagi inikan sebentar lagi HUT. Setidaknya pihak terkait bisa mengatur jadwal agar kesenian Jawa khususnya Desa Pangkul bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut,” sebutnya.
Lanjutnya, setahunya baik Wako Prabumulih sebelumnya dan saat ini belum pernah mengajak group kesenian kuda lumping ada di Prabumulih ditampilkan dalam kegiatan tertentu di kegiatan Kota Prabumulih. “Kalu artis sudah biasa,” ucap Jeck sambil guyon sambil mengatakan, walaupun ia bukan lahir dari perut Jawa namun, sejak kecil cinta kesenian Jawa apalagi kuda lumping.
Ia menyebutkan, hanya satu – satunya Pemdes menyupport penuh kegiatan kuda lumping terkhusus di Desa Pangkul.
“Mengapa kita berusaha keras berjuang kesenian ini, kan kita tahu sendiri di zaman sekarang sudah pilihan generasi muda ingin berjuang melestarikan budaya kuda lumping,” bebernya.
Tandasnya, apalagi saat ini ekonomi semakin sulit, anggota kuda lumping atau pemainnya sangat banyak bisa sampai 100 orang dalam sekali main. “Kalau sering tampilkan kan lumayan bisa mengurangi/ meringan beban ekonomi di rumah dan takala penting bisa melestarikan budaya kuda lumping. Dan, kalau mau hajatan butuh kuda lumping, silahkan hubungi kami. Sekalian, saya akan ikut main,” pungkasnya.
0 Komentar